Tayangan Kurang Mendidil
Disaat saya keliling ke blog-blog, saya menemukan sebuah artikel yang juga mengupas tentang tayangan televise tanah air semakin bobrok. Saat itu, saya sempat mengelus dada. Benarkah demikian yang terjadi tanah airku tercinta? Selama tujuh tahun saya tidak melihat langsung tayangan televise di tanah air. Kalau memang demikian, sungguh rasa kwatir akan menjalar dalam hati. Dunia semakin tua, begitu juga kecanggihan alat tecnologi semakin maju saling bersaing. Keadaan tidak membuat semakin maju untuk berpikir melainkan semakin banyak menggunakan kemajuan untuk berbuat seenaknya. Seperti yang terjadi didunia perfilman atau sinetron yang semakin banyak mengupas tentang cinta dan kenakalan pelajar yang seharusnya tidak terlalu diperlihatkan.
Meskipun saya tidak melihat secara langsung, tapi banyak DVD atau VCD yang menyebar hingga ke Hongkong tentang sinetron-sinetron tanah air. Setelah aku bandingkan dengan sinetron penampilan layar televise di Hongkong sangat berbeda. Banyak tayangan televise Hongkong yang mendidik dan juga hampir tidak ada tayangan sinetron percintaan hingga sampai melakukan zina.
Banyak aku lihat sinetron-sinetron di Indonesia masih sekolah SMA sudah memakai kendaraan roda empat saat berangkat sekolah. Aduh, seolah kalau penduduk Indonesia sangat kaya-kaya sekali hingga setiap insane mempunyai kendaraan roda empat. Padahal kenyataan mengatakan banyak anak-anak yang putus sekolah karena tidak ada biaya. Bahkan banyak pula anak-anak yang sudah beradu nasib dengan meminta-minta.
Bagaimana bila penerus bangsa semakin bobrok karena ulah orang-orang yang kurang memperhitungkan nasib bangsanya. Tentu akan membuat Negara semakin tertinggal dengan Negara lain. Kalau boleh cerita, sinetron yang ada di Negara Hongkong selalu mengupas tema yang tujuannya mendidik masyarakatnya. Bahkan aku juga jarang melihat remaja kulihan atau sekolah SMA pacaran sampai melakukan adegan ciuman atau sex.
Kebanyakan sinetron di Hongkong mengupas tentang dunia pekerjaan. Contohnya: tentang seluk beluk kedokteran/ rumah sakit, tentang kepolisian/tata cara mengatasi kejahatan, atau tentang hokum dan masih banyak lagi. Bahkan aku mengetahui banyak tentang tata cara kerja seorang pengacara, hakim, dokter, maupun kepolisian juga dari sinetron-sinetron yang ditayangkan televise Hongkong..
Bahkan, yang membuat aku semakin tertarik melihat sinetron Hongkong bila temanya tentang bisnis atau perdagangan. Yaitu tepak terjang supaya sukses dalam aminberdagang. Kalau Hongkong bisa menciptakan sinetron mendidik mengapa Indonesia tidak bisa. Saya yakin bisa, tapi entah kapan terwujud. Semoga deh, tulisanku ini dibaca seorang sutradara atau seorang yang membuat sinetron sehingga mau mewujudkannya.
Kuharap jangan membuat penerus bangsa semakin bobrok karena ikut-ikutan sinteron yang mengupas kenakalan atau kebebasan remaja dalam percintaan. Ya, semoga terbuka buat para remaja untuk tidak mencontohnya. Amien.